(Foto: Ilustrasi by Fa Vidhi/Ngopibareng.id)

   Media beberapa hari ini banyak menyoroti kasus kartu kuning ketua BEM U* yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo ketika selesai berpidato dalam menghadiri dies natalis salah satu universitas terkemuka di Indonesia.Banyak yang menilai negatif ,juga tidak sedikit yang menilai bahwa tindakan itu adalah hal yang wajar dan cukup berani .Kita ketahui dalam 3,5 tahun pemerintahan presiden Joko Widodo pergerakan dan suara mahasiswa dalam mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah cukup sunyi,momen ini dinilai oleh sebagian kalangan khususnya pihak oposisi sebagai bangkitnya pergerakan mahasiswa.
   Mahasiswa dengan pergerakannya mengkritisi atau mendukung kebijakan pemerintah sejatinya adalah dalam rangka mengawal jalannya pemerintahan yang sesuai dengan cita-cita negara juga sebagai bentuk penyaluran aspirasi terhadap kondisi negara.Pergerakan mahasiswa sudah tidak perlu lagi diragukan,sejarah panjang sejak era orde lama hingga era reformasi dimasa sekarang adalah salah satunya berkat pergerakan mahasiswa.Mereka mengatasnamakan rakyat dan lahir sebagai aktifis menjadi promotor pergerakan-pergerakan mahasiswa.Tidak jarang,banyak diantara mereka yang menjadi bulan-bulanan aparat hukum.
   Sejarah mencatat,sejak tahun 1998 pergerakan mahasiswa pada masa orde baru mencapai puncaknya.Kondisi ekonomi negara saat itu memaksa aksi besar-besaran dikalangan mahasiswa untuk menuntut reformasi disemua lini pemerintahan. Aksi itu berhasil dengan ditandai mundurnya Presiden Soeharto.Bukan berarti pada era reformasi sekarangpun,aksi pergerakan mahasiswa sudah selesai,tidak.Ingatkah ketika mahasiwa demo besar-besaran di depan Istana Negara Jakarta ketika menuntut pemerintah saat itu dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM),mereka menilai keputusan menaikkan harga BBM adalah langkah salah karena dapat menyengsarakan rakyat.
           Mencoba berpikir netral,banyak yang menduga terutama pihak pemerintah yang selalu menduga bahwa pergerakan mahasiswa merupakan salah satu pergerakan yang dimobilisasi oleh kepentingan-kepentingan politik yang berlawanan dengan pemerintahan.Meski indikasi-indikasi tersebut belum dibuktikan.Pergerakan mahasiswa dengan memobilisasi masa banyak dinilai hanya pergerakan pandai mengkritik tanpa memberikan solusi nyata,yang mengundang miris bagi beberapa golongan tua.Sekarang,masih relevankah pergerakan mahasiswa dengan mengerahkan masa?
     Kita tahu,stabilitas dan keamanan negara salah satunya dipengaruhi oleh kondisi keamanan negara,jika pergerakan masa dilakukan terus menerus maka tidak bisa dipungkiri lagi akan mempengaruhi stabilitas negara khususnya politik dan ekonomi.Lalu apakah mahasiswa tidak boleh menyampaikan aspirasinya ?
           Di era modern ini,teknologi informasi berkembang semakin pesat.Penyampaian pesan-pesan entah positif ataupun negarif dengan mudah sekali didapatkan.Mengikuti perkembangan jaman pergerakan mahasiswa beralih pada wadah-wadah dalam dunia maya yang sering kali disebut dengan sosial media.Segala aktifitas,informasi dan berita dapat diakses dengan mudah,meski tidak menutup cara bahwa pergerakan masa dengan turun dijalan dinilai lebih efektif dibanding pergerakan gerilya lewat dunia maya.
     Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan oleh mahasiwa dalam menyampaikan aspirasi dan melancarkan pergerakannya yang dilandasi dengan keprihatinan terhadap kondisi negara.Mahasiswa merupakan insan berpendidikan yang hidup dan berkembang dalam lingkungan pendidikan tinggi.Banyak cara yang dapat dilakukan dengan lebih beretika sekaligus memberikan solusi nyata untuk menanggapi keprihatinan kondisi negara.Dalam asas perguruan tinggi yang dinamakan dengan Tri darma Perguruan Tinggi  ,semua insan perguruan tinggi berkewajiban melaksanakannya,termasuk mahasiswa dapat menggunakan asas tersebut dalam penyampaian pergerakannya dalam menanggapi keprihatianan kondisi negara.Sila ketiga dalam Tridarma  Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat.
     Kita ambil saja contoh yang masih hangat,terdapat beragam penilaiaan atas tindakan  pemberian kartu kuning oleh ketua BEM U* kepada Presiden Joko Widodo,secara estetika memang cara tersebut cukup berani dan kreatif,namun secara etika banyak yang menilai itu kurang tepat.Tindakan tersebut didasari oleh keprihatinan BEM U* kepada pemerintah dalam menangani Kejadian Luar Biasa campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat,Papua.Mereka menduga pemerintah tidak serius dalam menyelesaikan Kejadian Luar Biasa campak dan gizi buruk yang terjadi Kabupaten Asmat,Papua.Menanggapi tindakan tersebut Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan  yang cukup bisa dikatakan kontroversial dan semakin menambah “kegaduhan”,meski banyak yang mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo.Padahal universitas lain  telah jauh-jauh hari mengirimkan SDM terbaiknya bersama pemerintah dengan cukup serius dalam mengatasi KLB campak dan gizi buruk di Asmat.Dengan demikian ,publik  menilai bahwa aksi BEM U* hanyalah omong kosong atau  mencari sensasi belaka.
    Belajar dari peristiwa diatas,bisa dikatakan bahwa kini publik lebih mendukung pergerakan mahasiswa nyata sebagai solusi tidak hanya sekadar bersuara namun tidak berdampak positif.Cara lain yang dapat dilakukan di era modern sekarang ini dengan sistem keterbukaan yang cukup baik,mahasiswa dalam menyampaikan pergerakannya menyampaikan aspirasi masyarakat dapat berdiskusi dan bekerjasama dengan pemerintah sebagai partner dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial,ekonomi dan moral negara.
      Pergerakan mahasiswa sebagai tolak ukur dan cara pandang generasi muda dalam kepeduliannya tehadap  kondisi bangsa memang sangat diperlukan.Pergerakan dan vokal keras dari mahasiswa dapat dijadikan sebagai kontrol dan wadah dalam menyampaikan aspirasi.Namun,ada yang membedakan bahwa pergerakan mahasiswa ternyata terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok yang melabeli dirinya sebagai solusi  sebuah permasalahan negara dan kelompok  penyeru aksi menuntut  solusi kepada pemerintah.Mahasiswa bisa dikatakan sebagai kaum inteletual  mempunyai beragam cara dengan pergerakannya menyuarakan kerihatinannya terhadap permasalahan bangsa,sampai kapanpun pergerakan mahasiswa sangat dibutuhkan.Pergerakan mahasiswa dicatat oleh sejarah sebagai tonggak berubahnya suatu masa,baik buruknya kondisi negara ke depan tergantung pada generasi muda salah satunya mahasiswa.
Hidup Mahasiswa !