Artwork “Tunggu Aku” – SAÉ ( foto : istimewa )

“Jangankan antar kota, yang setiap hari bareng-bareng saja masih bisa kena tikung “

          Kalimat pembuka di atas mungkin bagi sebagian orang dapat menyebabkan hipertensi dan gangguan saluran pernafasan akut, salah satunya bagi mereka penikmat hubungan dalam dunia virtual. Bertatap muka saja harus lewat kotak tipis berukuran 16cm : 9cm, itupun tidak setiap waktu. Terpisahkan jarak dan aktifitas yang sama-sama padat, mau nggak mau harus bertingkah selayaknya bukan seperti orang yang menjalin hubungan. Bahkan bisa dikatakan tidak beda jauh dengan single.
          Yah, bagi mereka yang sudah asam garam dengan hubungan jarak jauh mungkin sudah terbiasa, bagaimana dengan mereka yang baru memutuskan untuk hubungan jarak jauh ? pastinya menyesakkan. Tidak jarang, diantara jarak yang saling mengekang, terselip peristiwa-peristiwa unik atau bahkan traumatik yang membuat orang lain enggan menjalin hubungan jarak jauh dan lebih baik memilih single. Memutuskan berhubungan jarak jauh atau LDR, berarti sudah siap dengan kekecewaan, penghianatan, kebohongan dan ditinggal tanpa kabar, memang seperti itulah nyatanya.
          Memutuskan untuk tetap menjalin hubungan meski mata tak saling menatap dan raga tak saling mendekat adalah keputusan berani.  LDR kadang menceritakan antiklimaks yang menyesakkan ketika pengorbanan tak lagi menjadi cerita manis, melainkan menjadi cerita sendu yang tak diharapkan. Jauh dari kota seberang, mengendarai bus malam, bermaksud datang membawa kejutan, dan berharap kebahagiaan yang akan dibawa dalam perjalanan pulang, justru sebaliknya hanya abaian dan lambaian tangan yang didapatkan.  Kalau udah gini yakin mau tetap LDR?
Tenang, LDR tak selamanya tentang sendu, LDR kadang kalanya juga tentang temu. Banyak momen unik yang hanya penikmat LDR yang tau.  Enaknya LDR itu keuangan jadi irit, gak perlu mikir ngedate,makan bareng, malam mingguan bareng jadi intinya semua dilakukan sendiri, memang gak beda jauh dengan single kalau udah gini, gak apa yang penting irit...
Kalau bicara dosa, LDR itu dijamin tabungan dosanya paling sedikit. “Biar raga tak saling temu, doa kan tetap menyatu”. Tiap rindu, bawaanya pengen ketemu, berhubung LDR jadi ketemuannya dalam doa. Yang terpenting dari enaknya LDR adalah, kamu bebas menjadi dirimu sendiri, mau main sama teman gak perlu kuatir ada yang marah-marah, mau pakai baju warna apa saja gak ada yang ngomen, mau tidur dan bangun jam berapa saja gak ada yang gangguin, semua bebas mau apa kamu lakukan.
Sebenarnya kalau udah gini single ataupun LDR sama saja yang membedakan hanya kalau single itu pasanganmu “entah dimana”, sedangkan LDR itu pasanganmu ada “jauh disana”, so, jalani saja.........