“Jangankan antar kota, yang setiap hari
bareng-bareng saja masih bisa kena tikung “
Kalimat
pembuka di atas mungkin bagi sebagian orang dapat menyebabkan hipertensi dan gangguan
saluran pernafasan akut, salah satunya bagi mereka penikmat hubungan dalam dunia
virtual. Bertatap muka saja harus lewat kotak tipis berukuran 16cm : 9cm,
itupun tidak setiap waktu. Terpisahkan jarak dan aktifitas yang sama-sama padat,
mau nggak mau harus bertingkah selayaknya bukan seperti orang yang menjalin
hubungan. Bahkan bisa dikatakan tidak beda jauh dengan single.
Yah,
bagi mereka yang sudah asam garam dengan hubungan jarak jauh mungkin sudah
terbiasa, bagaimana dengan mereka yang baru memutuskan untuk hubungan jarak
jauh ? pastinya menyesakkan. Tidak jarang, diantara jarak yang saling
mengekang, terselip peristiwa-peristiwa unik atau bahkan traumatik yang membuat
orang lain enggan menjalin hubungan jarak jauh dan lebih baik memilih single. Memutuskan
berhubungan jarak jauh atau LDR, berarti sudah siap dengan kekecewaan,
penghianatan, kebohongan dan ditinggal tanpa kabar, memang seperti itulah
nyatanya.
Memutuskan
untuk tetap menjalin hubungan meski mata tak saling menatap dan raga tak saling
mendekat adalah keputusan berani. LDR
kadang menceritakan antiklimaks yang menyesakkan ketika pengorbanan tak lagi
menjadi cerita manis, melainkan menjadi cerita sendu yang tak diharapkan. Jauh
dari kota seberang, mengendarai bus malam, bermaksud datang membawa kejutan,
dan berharap kebahagiaan yang akan dibawa dalam perjalanan pulang, justru
sebaliknya hanya abaian dan lambaian tangan yang didapatkan. Kalau udah gini yakin mau tetap LDR?
Tenang, LDR tak selamanya tentang
sendu, LDR kadang kalanya juga tentang temu. Banyak momen unik yang hanya
penikmat LDR yang tau. Enaknya LDR itu
keuangan jadi irit, gak perlu mikir ngedate,makan bareng, malam mingguan bareng
jadi intinya semua dilakukan sendiri, memang gak beda jauh dengan single kalau
udah gini, gak apa yang penting irit...
Kalau bicara dosa, LDR itu
dijamin tabungan dosanya paling sedikit. “Biar raga tak saling temu, doa kan
tetap menyatu”. Tiap rindu, bawaanya pengen ketemu, berhubung LDR jadi
ketemuannya dalam doa. Yang terpenting dari enaknya LDR adalah, kamu bebas
menjadi dirimu sendiri, mau main sama teman gak perlu kuatir ada yang
marah-marah, mau pakai baju warna apa saja gak ada yang ngomen, mau tidur dan
bangun jam berapa saja gak ada yang gangguin, semua bebas mau apa kamu lakukan.
Sebenarnya kalau udah gini single
ataupun LDR sama saja yang membedakan hanya kalau single itu pasanganmu “entah
dimana”, sedangkan LDR itu pasanganmu ada “jauh disana”, so, jalani
saja.........
0 Comments